When you've GOD on yourside, everything will become Clear :)

Jumat, 06 Mei 2011

WONDER WINTER/FANFICTION/17+/ROMANTIC/CONTINUED


22 November, On Winter…
Hari ini Seoul mulai dingin. Gak tau kenapa memang cuaca memang menunjukkan membeku di -4 0celcius atau memang ada sedikit rasa menyelusup dingin di hatiku sekarang ini. Hari ini aku dimarahi oleh produser “lagi”. Ini untyuk ke-2 kalinya aku dapat “teguran” dari yang punya drama.Bukan karena ceritanya gak menurut role yang udah direncanain di synopsis. Tetapi karena terlalu sedikitnya “adegan romantic” di beberapa scene. Padahal drama sedang di puncak rating!.
Ini menjadi dilemma tersendiri….
Gimana nggak, disaat aku “sang creator” di cerita drama yang dimainkan oleh pujaan hatiku yang secara tidak langsung membawaku menghadap langit Seoul. Banting tulang disini, menulis puluhan bahkan lembar scenario diharapkan oleh seluruh penikmat drama untuk ada “adegan romatis” dalam tanap kutip! [kata lain : kiss].
Malam di saat ngeprint hasil ketikan, ada sedikit galau di hatiku. Karena besok, di episode 9 ada adegan yang aku sengaja skip! Deny! Unallowed! Tapi, sudut hatiku yang lain menguatkan aku untuk bersikap professional. “tenanglah ~ semua akan baik-baik saja.”
Pagi buta aku hantar naskah menghadap sang pengarah, pak Myun. Hari ini kenapa sangat-sangat dingin dari biasanya tanggal 22 November. Jaket 3 lapis ku serasa tak berguna untuk melindungi pori-poriku yang mulai menguap besar-besar. “Sungguh dingin!” pikirku. Sekitar jam 8, sang aktris yang notabene adalah sahabat karibku, sahabat satu perjuangan waktu pertama kali kita ke Seoul bersama, sahabat di saat duka maupun suka, teman makan satu mangkuk ramyeon1*, teman satu gigit potongan kimbab1**, teman patungan ke sauna, teman segala-galanya kini menjadi boneka ceritaku!.
Evi memang sangat berbakat. Tidak hanya cantik, dia hebat dan independent woman, jarang aku menemukan orang seperti dia. Aku kagum padanya dari pertama aku kenal sampai sekarang dia berdiri memakai sepatu Boots yang aku beli patungan dengannya di pasar Dongdaemun2. Dia sedikit pun tidak pernah mengeluh, ini yang membuatku yakin, “mengeluh getting worse”.
Oh… dia sangat cantik hari ini. terlihat sederhana namun menarik. Dia mendekat padaku dan memeluk hangat tubuhku yang masih terasa dingin meski memakai jaket 3 lapis. Aku masih belum yakin beberapa jam lagi scene itu akan mereka jalani.
Scene yang mulai sedikit demi sedikit mengingatkan rasa kecewa itu lagi.
Pada episode 3 banyak viewers site yang “menagih” dan menanyakan adegan pamungkas. Produser pertama kali menegurku untuk segera mengeluarkan adegan pamungkas. Tapi, aku

sengaja mengulur waktu dan dengan berdalih, “terlalu cepat untuk episode 3, nanti penonton bosan.” Ungkapku begitu.

Tapi, hanya 1 adegan yang menimbulkan rasa sedikit ngilu di hatiku.
Adegan Minho mencium kening Evi. Di bawah temaram lampu jalan Yeoido. Masih terkam dibenakku, aku minta pamit keluar dari kursi penulis untuk kebelakang. Aku melihat adegan itu disudut paling jauh dari semua crew. Dengan beberapa tetes air mata membasahai pipiku, aku melihat dia [Minho] sangat menghayati ini. dia memang pria yang hebat!. Sama hebatnya dengan Evi sahabatku. Benar-benar serius dalam bekerja dan professional. Jujur, aku merasa malu dengan perasaanku yang kekanak-kanakan ini. aku harus kuat ~ !
Sekarang, ini akan terjadi lagi.
Dan ini lebih sadis!.
Hatiku benar-benar akan beku dan mungkin akan susah untuk mencair. Aku harap Tuhan masih beri aku kekuatan ekstra 2x lebih besar dari kemarin .
###

Aku duduk di bangku samping Co.sutradara [San kyung onnie] yang sangat brilliant dan pintar! Tertulis nama Park di depannya.
Aku selalu kagum kepada wanita-wanita Korea yang sangat independent dan tangguh namun patuh. Dia tersenyum padaku pada saat adegan 5 : 2 scene itu diperankan oleh Minho dan Evi.
Dia memegang tanganku yang meski memakai sarung tangan yang aku beli di Busan masih terasa dingin.
“jangan khawatir, ini karena cuaca. Kita harus bersabar, cuaca memang dingin.” Seru nya.
Padahal dia tahu, aku memang merasa sanagt dingin. DINGIN HATIKUUU!!!
Sekarang sudah 5 : 4 scene, menuju last ending episode 9. Di last ending itulah aku taruh “adegan pamungkas”.
Coriously ~ ! so… much I want run away! Tapi, aku melihat senyum Minho yang sedikit mencairkan gunung es hatiku.
Pada saat itu, Handphone ku berdering. Telepon masuk, “konci” aku beri nama itu, itu Key. Aku tahu, dia pasti gelisah karena dari kemarin kehilangan eyeliner keberuntungannya. Tidak aku angkat. Lalu dia mengirim pesan, “angkaaaaattt! Aktifkan 3G!” dia mulai memerintah aku lagi. Sangat arrogant! >,<

Lalu dia menelepon ulang dan aku angkat, di layar handphoneku hanya ada 2 pasang eyeliner, satu hitam dan satu hijau. Key tidak ada. Lalu dia berseru dengan suara sedikit menjerit, “EYELINERKU KETEMUUUU!” lalu muncullah dia di layar handphoneku. Manusia aneh! –“
Dia cengar-cengir, lalu tiba-tiba dia menunjuk ke arah layarnya, “MWORAGO! Omooo…. Haneul-ah! Lihat! Minho mencium siapaaa???? Woooo” berisik Key.
Aku tersentak kaget. Dada ku rasanya tersendak, kerongkonganku tercekat, nafasku terasa tersengal-sengal. Ini tidak mungkin! Ini pasti salah! Aku cepat-cepat meraih naskah drama yang aku rancang itu lalu membacanya baik-baik. “Iya! Ini salah! Harusnya mereka hanya menempel saja… jangan sampai begini!” oceh ku dalam hati. Aku menggerutu bukan main.hatiku terasa panas terbakar. Key yang dari tadi masih ada di line telepon melihat keadaan ku yang sangat buruk saat itu, dia pun bertanya,
“ hey, Haneul-ah, kenapa denganmu? Sepertinya lamu kurang baik?” tanya key.
Aku hanya diam. Lalu aku pamit pada Key untuk mematikan telepon. Lalu aku pamit juga pada Pak. Myun yang sedang terlihat sibuk membreak khan semua pemain dan crew. Dia mempersilahkan, dan aku pun pergi.
###


NB : to be continue yaaa... ini hanya fiktif belaka.... so, its just for fun :))
Credit by : Restu Stefani *dont take without full credit*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar